GuidePedia

0
Anwar memperlihatkan sakitnya
Tak ada manusia hidup ingin mengidap suatu penyakit. Tak semua orang sanggup menahan beban ketika harus menjalani proses pengobatan berkepanjangan. Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan. Terasa lamban waktu berjalan. Sementara setiap saat hati selalu merindukan keluarga di kampung halaman. Yah, begitulah kisah Anwar Aku (57), salah satu penghuni Rumah Singgah Mbojo (RSM) Bali.

Anwar berasal dari Desa Simpasai, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima. Ia menderita tumor usus hingga menimbulkan benjolan di bagian perutnya. Sudah hampir setahun ia menjalani proses pengobatan di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Hingga kini, Anwar masih menjalani kemoterapi, yakni penyinaran dengan sianar laser untuk mematikan sel-sel tumor di bagian tubuhnya.

“Setiap kali selesai menjalankan kemoterapi, badan saya terasa menggigil, mual, lemah tak berdaya. Ini mungkin akibat dari reaksi obat yang dimasukan dalam tubuh setiap menjalankan kemoterapi. Begitu besar derita fisik yang saya alami. Namun, itu tak seberapa. Derita batin akibat jauh dari keluarga jauh lebih berat,” ungkap Anwar.

Derita fisik berbalut jeritan jiwa nan rindu pada keluarga, rundu pada kampung halaman telah menjadi bagian dari hari-hari yang dilewati Anwar. Di tengah derita itu semua, ada sedikit penawar rindu, pelipur lara, tatkala berada di tengah-tengah Rumah Singgah Mbojo (RSM) Bali.

Di rumah singgah, Anwar masih bisa berkumpul dengan pasien lain yang berasal dari Bima dan Dompu. Suasana kekeluargaan di rumah singgah cukup membuat Anwar merasa nyaman. Keadaan ini membuat anwar merasa seperti di kampung.

Untuk mengobati rasa rindu pada kampung halaman, di rumah singgah Anwar dan sesama penghuni sering memasak bersama. Mereka membuat masakan khas Mbojo. Antara sesama penghuni Rumah Singgah Mbojo sudah merasa seperti satu keluarga besar. Mereka saling berbagi suka dan duka. Mereka saling membantu satu sama lain.

Anwar Aku menyampaikan rasa terimakasih tak terhingga kepada segenap pengurus Rukun Keluarga Bima Dompu (RKBD) Denpasar yang telah merintis dan mengelola Rumah Singgah Mbojo (RSM) Bali. Keberadaan RSM Bali cukup membantu, setidaknya meringankan beban karena RSM Bali tak memungut biaya alias gratis. Yang tak kalah penting bagi penghuni adalah suasana kekeluargaan di RSM Bali menjadi penawar rindu bagi mereka yang telah meninggalkan keluarga dalam waktu yang cukup lama.

“Kami sangat berterimakasih kepada pengurus RKBD Denpasar. Kami sangat berharap keberadaan rumah singgah ini dipertahankan. Oleh karena itu, kami mohon pada pemerintah daerah Kabupaten/Kota Bima dan Kabupaten Dompu dapat membantu untuk membiayai rumah singgah ini,” kata Anwar Aku.

Posting Komentar

 
Top